Mempromosikan produk maupun jasa lewat media sosial saat ini tampaknya jauh lebih diminati, dibanding promosi lewat media TV, radio, atau semacamnya. Terlebih dengan adanya peran influencer, tentunya pemasaran produk atau jasa tertentu menjadi lebih mudah menjangkau market yang lebih luas.
Apalagi, dengan meningkatnya daya beli, dimana Gen Z telah menjadi demografis yang lebih relevan untuk brand di seluruh dunia. Gen Z pun telah menjadi bagian dari populasi yang lebih melek terhadap teknologi dan lebih aktif dalam berselancar di dunia maya.
Jika kalian belum memanfaatkan peluang untuk berkembang ini, maka inilah saatnya untuk memulai dan menyesuaikan strategi pemasaran berdasarkan karakteristik dan keinginan kaum muda.
Media Sosial yang Paling Sering Digunakan Gen Z
Alasan Pemasaran Influencer Gen Z Penting untuk Sebuah Brand
Influencer Terpopuler di Kalangan Gen Z Indonesia
Generasi Z (Gen Z) adalah generasi orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 yang menggantikan Gen Y (alias Millennial).
Generasi ini tidak hanya akrab dengan internet dan teknologi; mereka identik dengan hal tersebut. Gen Z bisa dibilang sebagai generasi pertama penduduk asli digital sejati yang tumbuh bersama internet, smartphone, dan media sosial. Mereka dicirikan sebagai "iGeneration" dan "Homelanders" karena alasan ini.
Masyarakat berubah dengan cepat, yang tampaknya memperkuat semangat anak muda terhadap lingkungan, politik, dan keadilan sosial. Faktanya, 87% Gen Z mengatakan bahwa mereka sangat tertarik dengan isu lingkungan. Ini bahkan mempengaruhi kebiasaan mereka dalam berbelanja, yang mencerminkan keyakinan mereka.
Singkatnya, orang-orang Gen Z adalah:
Agar kita lebih mengetahui seperti apa pola perilaku Gen Z, berikut kami rangkum macam-macam platform yang sering mereka gunakan dan mengapa mereka memilihnya.
Platform media sosial atau sosmed telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari Gen Z. Awalnya, platform ini dibuat untuk menghubungkan orang satu sama lain dan membuat komunikasi lebih mudah secara global.
BACA JUGA: Contoh Kontrak Endorsement (Template Gratis)
Namun, Gen Z menggunakan media sosial secara berbeda. Gen Z menggunakan platform sosial untuk bersenang-senang, mendidik diri mereka sendiri, memperoleh keterampilan baru, tetap mendapat informasi tentang tren saat ini, dan masih banyak lagi. Bagi mereka, ini adalah cara untuk tetap terhubung dengan dunia.
Dalam penelitian terbaru, ditemukan bahwa 93% Gen Z menggunakan media sosial. Itu angka yang sangat tinggi bukan? Lantas, apa arti data statistik tersebut untuk sebuah brand?
Calon pelanggan yang tertarik dengan beragam topik dan industri sebenarnya hanya berjarak satu klik. Itulah mengapa, hadir dalam dunia maya dapat membantu merek atau brand untuk merangkul kumpulan calon pelanggan yang potensial.
Namun, tidak semua platform sosial dibuat dengan cara yang sama, dan beberapa di antaranya memiliki lebih banyak manfaat untuk bisnis daripada yang lain. Mari kita lihat platform mana yang menonjol dari yang lain dalam hal penggunaan.
YouTube adalah salah satu platform berbagi video favorit untuk Gen Z. Platform ini telah menjadi sumber hiburan dan pendidikan mereka. Meskipun YouTube adalah platform lama, posisinya tetap teratas. Faktanya, 95% remaja menggunakan YouTube, menjadikannya sebagai platform paling populer di kalangan remaja.
Tampaknya sebagian besar anak muda telah meninggalkan media tradisional lainnya seperti TV dan radio, karena YouTube telah mengambil alih peran ini. Pada saat yang sama, 7 dari 10 remaja Gen Z menonton video untuk bersantai. Mereka tidak hanya mengonsumsi konten online tetapi mereka juga menciptakan bagian yang baik darinya. Lebih dari sepertiga influencer media sosial masuk golongan Gen Z.
Karena Gen Z senang menonton user-generated content (UGC) atau konten buatan pengguna, maka brand bisa dengan mudah berinteraksi dengan mereka. Misalnya, kalian bisa berkolaborasi dengan content creator dan influencer yang relevan untuk menghasilkan video yang mempromosikan brand kalian dengan cara menyenangkan dan menarik.
Maraknya TikTok terutama disebabkan oleh remaja Gen Z yang lebih menyukai video berformat pendek. Lebih dari separuh pengguna platform di Indonesia adalah Generasi Z. Faktanya, dalam sebuah survei, 20% responden mengatakan mereka menghabiskan 5 jam atau lebih di TikTok setiap hari. Ini benar-benar mengejutkan.
Meski demikian, kesuksesan TikTok bukanlah kebetulan. Ini adalah platform yang mengedepankan video pendek yang sangat mudah ditonton secara berkelanjutan. Awalnya, platform tersebut menjadi terkenal karena tren yang diciptakannya melalui penggunaan musik bebas royalti, berbeda dengan platform lain, seperti YouTube.
Platform ini merupakan peluang bagus baik untuk brand baru yang mencari perhatian pengguna baru maupun untuk kolaborasi dengan content creator. TikTok menawarkan peluang untuk memanfaatkan video pengguna untuk kampanye iklan, mempermudah brand untuk mempromosikan produk atau layanan mereka melalui UGC. Pemasaran melalui influencer marketing sedang booming. Faktanya, 34% pengguna TikTok membeli produk baru karena pengaruh influencer.
Instagram masih menjadi salah satu platform media sosial teratas untuk Gen Z. Sebenarnya, 64% Gen Z menggunakan Instagram setidaknya sekali sehari. Meski dimulai sebagai platform untuk berbagi foto, saat ini Instagram sudah jauh lebih berkembang dan mencoba meniru tren dari platform media sosial lainnya. Misalnya saja penyematan fitur Story seperti di Snapchat, hingga Instagram Reels yang meniru video pendek TikTok.
Terlepas dari perubahan ini, platform ini tetap menjadi salah satu aplikasi sosial yang paling disukai oleh Gen Z, karena mereka lebih memilihnya untuk sebagian besar aktivitas sosial online. Faktanya, 76% orang Gen Z menggunakan Instagram untuk memposting atau berbagi konten, sementara hanya 45% yang melakukan hal yang sama di TikTok. Selain itu, anak muda lebih memilih Instagram untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga.
Twitch adalah platform live streaming terkenal tempat pengguna dapat berinteraksi, mengobrol, dan menghibur. Ini adalah platform populer untuk Gen Z yang suka menonton streaming video-game. Pada tahun 2022, anak berusia 18 hingga 24 tahun sangat aktif di Twitch dan mewakili 35,85% pengguna platform, sementara 78,36% pengguna Twitch adalah pria.
Oleh karena itu, jika Anda mencari cara baru agar brand Anda dapat berinteraksi dengan audiens pria, Anda harus menyertakan Twitch sebagai saluran dalam strategi pemasaran Anda. Twitch bukan hanya menawarkan konten game, tetapi juga ada video live unboxing hingga konten makanan dan minuman.
Percaya atau tidak, Snapchat adalah salah satu platform media sosial terkemuka untuk Gen Z. Fitur story-nya yang revolusioner dan akses real-time ke foto dan video rupanya sangat populer di kalangan generasi muda.
Di era komunikasi visual, 95% Gen Z telah menggunakan komunikasi visual saat berkirim pesan dengan teman. Juga, filter Snapchat dan penggunaan augmented reality (AR) dalam pembuatan konten sangat disukai oleh pengguna karena mereka senang bereksperimen dengan penampilan mereka.
Bagaimanapun juga, influencer marketing adalah praktik yang baik untuk brand yang ingin melibatkan audiens Gen Z di media sosial. Pasalnya, hal itu memungkinkan para profesional untuk membangun hubungan dan mendorong brand awareness.
Melalui kolaborasi dengan mikro-influencer asli, merek dapat menggunakan platform sosial untuk menargetkan pemirsa muda dengan cara yang organik, autentik, dan berdampak. Berikut beberapa alasan mengapa pemasaran influencer efektif untuk menggaet pengguna dari kalangan Gen Z.
Panduan Lengkap Brand dan Agensi untuk Meningkatkan efektivitas influencer campaign pada Newsletter kami .
(Gratis untuk 1,000 subscriber pertama)
Email Address
Subscribe
Thank you!
Gen Z adalah konsumen generasi berikutnya, dan bisnis menyadari bahwa mereka perlu terlibat dan menarik demografis yang berpengaruh ini agar tetap kompetitif. Gen Z merupakan bagian besar dari total populasi. Gen Z diperkirakan mencapai 40% dari populasi konsumen. Daya beli Gen Z yang mengesankan menjadikan mereka target pasar berharga bagi bisnis yang ingin mengembangkan audiens mereka.
Karena Gen Z dibombardir dengan iklan, mereka telah "melatih" diri mereka sendiri untuk menghindarinya. Dibanding mengonsumsi lebih banyak iklan tradisional seperti iklan televisi, pembeli dari segmen Gen Z lebih memilih beralih ke UGC dan influencer untuk mendapat informasi mengenai suatu produk dan jasa.
Secara khusus, Gen Z memercayai influencer lebih dari sebelumnya karena relatabilitas dan opini mereka yang cenderung tidak memihak. Oleh sebab itu, 44% Gen Z telah membuat keputusan pembelian berdasar rekomendasi dari social influencer.
Semua alasan tersebut menunjukkan mengapa pemasaran influencer adalah sesuatu yang harus dimanfaatkan oleh sebuah brand.
Nah, berdasarkan survei yang dilakukan IDN Research Institute bersama Populix terkait ketertarikan Gen Z terhadap social media influencer, rupanya ada 5 influencer yang paling disukai Gen Z di Indonesia. Siapa saja ya kira-kira?
View this post on Instagram
A post shared by ariefmuh (@ariefmuhammad)
Muhammad Arief Yakoeb adalah influencer keturunan Minangkabau. Arief lahir di Batam, Kepulauan Riau, tanggal 26 Oktober 1990. Pria ini pertama kali dikenal melalui akun Twitter bernama @Poconggg pada 2009 silam. Kicauannya yang seringkali trending di dunia Twitter mengantarkan Arief berkarier sebagai content creator hingga saat ini. Awalnya, tidak ada yang mengetahui identitas asli Arief Muhammad hingga akhirnya terbongkar bahwa dialah sosok di balik akun @Poconggg.
View this post on Instagram
A post shared by Karin Novilda (@narinkovilda)
Awkarin atau Karin Novilda Sulaiman lahir di Tanjungpinang, Riau pada 29 November 1997. Awkarin diketahui sebagai putri dari pasangan dokter. Ayahnya juga kabarnya seorang perwira TNI AL. Nama Awkarin mulai meroket usai kehidupan asmaranya yang vulgar jadi sorotan. Sampai saat ini, Awkarin terus berkarya sebagai selebritas internet, YouTuber, model, penyanyi, dan pengusaha.
View this post on Instagram
A post shared by Titan Tyra (@titantyra)
Titan Tyra dikenal sebagai seorang influencer dari Youtube sejak tahun 2015. Awalnya, wanita kelahiran Jakarta, 25 Maret 1995 ini mengunggah konten spesifik seputar make up dan perawatan kulit. Namun, seiring berjalannya waktu, konten Titan Tyra semakin beragam dengan menghadirkan game challenge, liburan, dan berbagai aktivitas kesehariannya.
View this post on Instagram
A post shared by Maudy Ayunda (@maudyayunda)
Ayunda Faza Maudya merupakan seorang aktris, model, penulis, dan juga penyanyi berbakat. Wanita kelahiran Jakarta, 19 Desember 1994 ini memulai karier sebagai aktris di film Untuk Rena tahun 2005. Kemudian dilanjutkan dengan film Perahu Kertas (2012) hingga Habibie & Ainun 3 (2019). Tak hanya berkecimpung di dunia hiburan, Maudy juga dikenal sebagai aktivis yang vokal. Isu yang menjadi perhatiannya antara lain kepemudaan, perbudakan modern, dan isu-isu pemberdayaan ekonomi. Tahun 2015, ia pernah mendampingi Perdana Menteri Inggris, David Cameron, ketika berkunjung ke Jakarta.
View this post on Instagram
A post shared by Jerome Polin Sijabat ジェローム (@jeromepolin)
Jerome Polin Sijabat merupakan YouTuber, selebriti internet, dan pengusaha. Pria kelahiran 2 Mei 1998 ini populer setelah sering membagikan kisah kehidupan pribadinya sebagai mahasiswa di Jepang. Konten Jerome yang banyak disukai seputar belajar bahasa Jepang dan belajar matematika dengan cara-cara yang menyenangkan. Jerome yang telah lulus dari Universitas Waseda pada 26 Maret 2022 dan mengantongi gelar Bachelor of Engineering ini juga pernah tercatat dalam Forbes 30 Under 30 Asia pada April 2021.
View this post on Instagram
A post shared by Rachel Vennya Roland (@rachelvennya)
Rachel Vennya adalah selebgram, YouTuber, dan pengusaha. Wanita kelahiran Jakarta, 25 September 1995 ini berhasil sukses memulai usaha dari nol tanpa privilege kekayaan orang tua. Bahkan Rachel dikabarkan tumbuh besar dari keluarga broken home. Awalnya, Rachel berkarier sebagai penata rias dan menjual berbagai produk kecantikan. Seiring berjalannya waktu, Rachel berhasil memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk membesarkan namanya. Ia memiliki usaha di bidang kecantikan, fesyen, hingga kuliner.
View this post on Instagram
A post shared by Cipung Abubu (@tercipungcipung)
Raffi Farid Ahmad bukan hanya dikenal sebagai aktor. Pria kelahiran Bandung, 17 Februari 1987 ini juga sukses sebagai konten kreator dan menjalankan bisnis di berbagai sektor. Raffi bersama sang istri, Nagita Slavina menjalankan perusahaannya sendiri bernama RANS Entertainment. Walau sempat tertimpa kasus penyalahgunaan narkoba dan beberapa kali tersandung kasus perselingkuhan, Raffi tercatat sebagai artis terkaya pada tahun 2019.
View this post on Instagram
A post shared by Fadil Jaidi (@fadiljaidi)
Fadil Muhammad Jaidi merupakan konten kreator jenaka. Pria kelahiran Bekasi, 17 Oktober 1994 ini berhasil merebut hati warganet berkat konten kehidupan sehari-harinya bersama keluarga, khususnya sang ayah yang bernama Pak Muh (Muhammad Jaidi). Interaksi unik antara Fadil, sang ayah, dan keluarganya membuat konten-kontennya terasa menyegarkan. Berkat popularitasnya, Fadil sering memperoleh endorse sejumlah produk. Kini, Fadil tak hanya aktif sebagai konten kreator, tapi juga merambah sebagai pengusaha.
View this post on Instagram
A post shared by Raditya Dika (@raditya_dika)
Dika Angkasaputra Moerwani Nasution termasuk influencer yang terkenal. Selain berprofesi sebagai aktor, pria kelahiran 28 Desember 1984 ini juga merupakan konten kreator, sutradara, penulis, dan komedian. Raditya Dika berhasil menerbitkan buku pertama berjudul Kambing Jantan yang disebut sebagai genre baru dan masuk best seller. Di dalamnya bercerita kehidupan Dika ketika kuliah di Australia. Namanya makin dikenal lewat series berjudul Malam Minggu Miko dan aktif menjadi pelawak tunggal (komika). Bahkan, Dika adalah salah satu senior komika di Indonesia dan menjadi juri dalam kompetisi stand up comedy terbesar di Indonesia.
View this post on Instagram
A post shared by Edho Zell | Influencer (@edhozell)
Edho Zell terjun sebagai konten kreator YouTube sejak 2014. Ia juga sukses lewat beberapa bisnis, dari kafe bertema BTS di Tangerang, hingga Sei Sapi bernama Nyapii. Tahun 2021, Edho mulai melirik dunia e-sport dan mendirikan sekolah bernama Esports Academy ID yang dibuka untuk umum secara gratis dan ada pula yang kelas privat. Kisah remaja Edho rupanya tak semulus kelihatannya. Sejak SMA, Edho bekerja di warnet hingga berkeliling jualan parfum untuk membiayai sekolah. Berkat ketekunannya, ia diterima di Universitas Indonesia, kemudian melanjutkan studi ke London School of Public Relation.
Kalau influencer favorit kalian yang mana nih?
Ringkasnya, dari panduan ini, kita telah memahami pentingnya brand untuk menjangkau Gen Z dalam influencer marketing.
Meski tren selalu berganti, konsumen gen Z lebih menilai brand berdasarkan kredibilitas dan dampak sosialnya.
Itulah sebabnya Gen Z mencari opsi melalui orang-orang yang mereka percayai, dan itulah alasan mengapa influencer marketing dan UGC masih menjadi cara paling efektif.
Kalian ingin memulai influencer marketing campaign untuk Gen Z?
Mulailah dengan Slice.
Jadwalkan demo gratis dengan tim kami, dan kami akan menunjukkan kepada cara mudah dan efisien untuk terhubung dengan kreator yang paling cocok dengan identitas brand dan audiens kalian.
Kami tidak sabar untuk membantu kesuksesan campaign kalian!